#OVT Hanya Catatan Rindu

Katanya malam adalah waktu yang tepat untuk kita memberi ruang pada emosi untuk berekspresi. Seringnya emosi yang eksis adalah perasaan sendu. Sejalan dengan malam yang dingin, semakin larut semakin hanyut. Apalagi jika diiringi dengan musik yang pernah menjadi latar momen-momen tertentu. Rasanya seperti tiba-tiba masuk ke dimensi waktu yang memutar perjalanan hidup kita. Sebagian manis dan sebagian pahit.

Saat ini pukul 23:21. Di sela-sela mengerjakan pekerjaan, tiba-tiba daftar putar lagu milikku memutar lagu yang memiliki kenangan. Ialah lagu yang membuatku teringat ketika aku masih bersama Mak dan Bapak. Dua orang luar biasa yang dulu selalu membuat hidupku terasa aman. Sosok orang tua yang mencurahkan begitu banyak cinta untukku, si anak keras kepala yang sepertinya seringkali merepotkan mereka. Sosok yang ingin sekali kujumpai saat ini, tapi yang bisa kulakukan hanyalah mengirimkan doa beserta beribu maaf yang tak sempat disampaikan.

Mak, lihatlah anak yang selalu kau panggil "Dede" sekarang sudah berusia 27 tahun. Aku tidak pernah lupa ketika Mak sakit, Mak pernah bilang kalau takut meninggalkanku karena aku anak bontot. Kini sudah 10 tahun sejak Mak pergi, dan aku tumbuh dengan baik, Mak. Sepertinya sifat tangguh Mak menurun kepadaku, meskipun tidak sekuat Mak. Aku bisa berdiri di kakiku sendiri dan tidak suka menjadi beban orang lain, sama seperti Mak. Aku juga cukup gigih untuk meraih apa yang kuinginkan, sama seperti Mak.

Pak, terima kasih sudah berusaha dengan baik untuk menjadi sosok pelindung bagiku. Meskipun tidak banyak berkata, tapi aku tahu Bapak selalu berusaha untuk menjadi ayah yang bertanggung jawab. Hanya Bapak yang membelikan aku sarapan ketika aku sakit. Bapak yang menangis saat aku harus berangkat ke Malang dengan kondisi bibir masih dijahit. Bapak yang selalu berusaha untuk mendukung finansial ku walau dengan keterbatasannya.

Mak, Pak, aku sangat merindukan kalian. Bisakah kita bertemu sekali saja? Aku ingin mengucap maaf dan berterima kasih.

Maaf karena tidak bisa menjadi anak yang baik selama Mak dan Bapak hidup. Maaf jika aku banyak membuat Mak dan Bapak kecewa. Maaf aku tidak sempat membahagiakan Mak dan Bapak.

Mak, Pak, terima kasih atas semua yang kalian berikan. Tanpa kalian, aku tidak akan menjadi sosok diriku yang seperti ini. Berkat kalian, aku bisa bertahan sampai saat ini.

Mak, Pak, sering lah datang di mimpiku. Agar rinduku terobati. Agar ruang kosong dalam jiwaku tidak begitu hampa. Agar aku bisa bangun dengan energi yang lebih kuat untuk menghadapi dunia yang mulai menua.

Mak, Pak. Semoga Tuhan menempatkan kalian di tempat yang indah. Berbahagialah di sana. Kalian pantas menjalani hidup yang abadi dengan penuh suka cita. Semoga kelak kita bisa bersama kembali.

Comments

Popular Posts